Desa Taraju - Kecamatan Sindangagung

SEJARAH DESA

Sejarah

Desa Taraju di Kecamatan Sindangagung, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memiliki sejarah yang panjang sejak abad ke-18. Nama "Taraju" berasal dari bahasa Sunda yang berarti "timbangan emas", yang menggambarkan keseimbangan antara ilmu, amal, dan akhlak. Nama ini dipercaya diberikan oleh Sunan Gunung Jati dalam perjalanan spiritualnya sebagai simbol kesucian dan kebijaksanaan.

Salah satu tokoh penting dalam sejarah desa ini adalah Empu Samandullah, seorang pangeran dari Keraton Kanoman Cirebon yang menyamar sebagai pandai besi. Beliau menetap di Taraju untuk membuat pusaka dan perkakas logam, serta mempersiapkan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Setelah rencananya diketahui, beliau berpamitan untuk ke Mekkah dan tak pernah kembali. Warisan keahlian pandai besi ini terus diturunkan dan menjadikan Taraju sebagai desa pandai besi tertua di Kuningan.

Tradisi kerajinan logam masih hidup hingga kini. Desa ini juga dikenal dengan produksi bawang goreng serta berbagai alat rumah tangga dan pertanian yang dibuat secara tradisional. Hal ini memperkuat identitas ekonomi Taraju sebagai desa produktif dan mandiri.

Masyarakat Taraju juga menjunjung tinggi berbagai adat dan pantangan lokal. Di antaranya adalah larangan membawa jenazah ke alun-alun desa, tidak boleh menyelenggarakan sunatan dua anak sekaligus, dan tidak menyatukan acara sunatan dengan pernikahan. Selain itu, bayi yang lahir di bulan Safar harus diadakan syukuran untuk keselamatan.

Secara administratif, Desa Taraju masuk wilayah Kecamatan Sindangagung, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berada pada ketinggian ±186 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 20–32°C. Sebagian wilayahnya digunakan untuk perumahan dan perkebunan, dengan kondisi geografis yang mendukung pertanian dan kerajinan.

Dalam lintasan sejarah pemerintahannya, Desa Taraju telah dipimpin oleh banyak kepala desa sejak abad ke-19. Berikut adalah daftar kepala desa yang pernah menjabat:

  • Butak (1836–1851)
  • Tirta (1851–1872)
  • Marjan (1872–1897)
  • Muara (1897–1918)
  • Raksa Wijaya (1918–1925)
  • Karta Sananta (1925–1945)
  • Sukanta Sastra (1945–1967)
  • M. Miharja (1967–1979)
  • Maskim (1979–1988)
  • Keno S. (1988–1997)
  • Juned (Pejabat Kades, 1997–1998)
  • Ondjot S. (1998–2006)
  • Juned (Pejabat Kades, 2006–2007)
  • Wahyudi (2007–2013)
  • Ondjot S. (2013–2019)
  • Waslani (2019–sekarang)

Dengan warisan budaya, kearifan lokal, dan semangat pembangunan yang kuat, Desa Taraju terus berkembang sebagai desa yang menjaga tradisi dan membuka diri terhadap kemajuan zaman.